Usul: Penulisan Berita Banjir yang lebih Akurat dan Kontekstual

Mulai musim hujan, mulai juga musim banjir.
Seperti yang udah-udah, berita tentang banjir mulai bermunculan di media massa.

Satu hal yang mengganggu gue adalah, seringkali berita-berita itu menggunakan ukuran banjir yang kurang akurat.

Contoh:

Banjir di kelurahan anu telah mencapai ketinggian sebetis orang dewasa…

Kecamatan anu terendam banjir setinggi dada orang dewasa…

Jalan anu terendam banjir setinggi perut orang dewasa…

Ini, menurut gue, nggak jelas banget. Tinggi orang dewasa kan berbeda-beda?

Coba aja bayangin: Shaquille O Neal dan Sonny Tulung, misalnya (sekedar ilustrasi tanpa bermaksud mendiskreditkan tinggi badan pihak tertentu) – keduanya sama-sama orang dewasa, tapi kan tinggi badannya terpaut jauh banget?

Untuk itu, gue menyarankan agar pemberitaan banjir menggunakan ukuran-ukuran yang lebih akurat / seragam agar tidak menimbulkan salah persepsi di kalangan masyarakat. Lebih bagus lagi, kalo ukuran yang digunakan konteksnya sesuai dengan urusan banjir itu sendiri.

Jadi, gimana kalo pemberitaannya ditulis sbb:

Banjir di kelurahan anu telah mencapai ketinggian setara dengan kumis Fauzi Bowo…

atau

Perumahan anu direndam banjir setinggi 2 Fauzi Bowo bila ditumpuk tegak ke atas…

Biar gak bosan, bisa juga menggunakan variasi yang telah umum diketahui masyarakat seperti

Daerah anu sejak kemarin dilanda banjir setinggi ahlinya tata kota yang sekarang jadi gubernur DKI…

atau

Kelurahan anu kebanjiran setinggi lehernya si abang yang tempo hari nyuruh kita lapor kemacetan sama Tuhan…

Biar pemberitaannya berimbang, bisa juga pake ukuran lain yang juga akurat dan kontekstual seperti:

Banjir mencapai ketinggian yang sama dengan tinggi bemper mobil dinas mewah anggota DPRD DKI…

Gimana, ada media massa yang tertarik menyerap usulan gue?

37 comments


  1. menhariq said: apanya yang akurat…kalau akurat harusnya..Perumahan anu direndam banjir setinggi 38,752cm…Ada genangan air setinggi 52mm di jalan anu..:p

    ini yang gue sarankan adalah pengukuran akurat ya, bukan pengukuran bacing. harap bedakan.


  2. tambahan lagi, nanti kalo sampai akurasi centimeter, orang yang makan sekolahan centimeter akan menanyakan, itu centimeter diatas permukaan laut? atau pake datum yang lain? misalkan triangulasi jakarta? atau relatif dari puncak monas?


  3. atau justru orang awam (yang sekolahannya cuma mengenal sejengkal, sekilan, sedepa, sekaki de-el-el) justru tidak bisa paham dengan bahasa centimeter, milimeter, meter de-es-tejadi biar mereka paham dan mudah membayangkan, digunakanlah skala setinggi betis, setinggi lutut, setinggi pantat, setinggi dada, setinggi leher dan seterusnya.


  4. kalau saya mah suka tergelitik sama penggunaan kata “genangan”, walau mungkin tepat, tapi kalau denger “genangan setinggi 2m”, kayaknya kok mau teriak “itu mah bukan genangaaaaan”…maklum, buat saya genangan itu kesannya cuma kayak becek…