Mulai musim hujan, mulai juga musim banjir.
Seperti yang udah-udah, berita tentang banjir mulai bermunculan di media massa.
Satu hal yang mengganggu gue adalah, seringkali berita-berita itu menggunakan ukuran banjir yang kurang akurat.
Contoh:
Banjir di kelurahan anu telah mencapai ketinggian sebetis orang dewasa…
Kecamatan anu terendam banjir setinggi dada orang dewasa…
Jalan anu terendam banjir setinggi perut orang dewasa…
Ini, menurut gue, nggak jelas banget. Tinggi orang dewasa kan berbeda-beda?
Coba aja bayangin: Shaquille O Neal dan Sonny Tulung, misalnya (sekedar ilustrasi tanpa bermaksud mendiskreditkan tinggi badan pihak tertentu) – keduanya sama-sama orang dewasa, tapi kan tinggi badannya terpaut jauh banget?
Untuk itu, gue menyarankan agar pemberitaan banjir menggunakan ukuran-ukuran yang lebih akurat / seragam agar tidak menimbulkan salah persepsi di kalangan masyarakat. Lebih bagus lagi, kalo ukuran yang digunakan konteksnya sesuai dengan urusan banjir itu sendiri.
Jadi, gimana kalo pemberitaannya ditulis sbb:
Banjir di kelurahan anu telah mencapai ketinggian setara dengan kumis Fauzi Bowo…
Perumahan anu direndam banjir setinggi 2 Fauzi Bowo bila ditumpuk tegak ke atas…
Biar gak bosan, bisa juga menggunakan variasi yang telah umum diketahui masyarakat seperti
Daerah anu sejak kemarin dilanda banjir setinggi ahlinya tata kota yang sekarang jadi gubernur DKI…
Kelurahan anu kebanjiran setinggi lehernya si abang yang tempo hari nyuruh kita lapor kemacetan sama Tuhan…
Biar pemberitaannya berimbang, bisa juga pake ukuran lain yang juga akurat dan kontekstual seperti:
Banjir mencapai ketinggian yang sama dengan tinggi bemper mobil dinas mewah anggota DPRD DKI…
Gimana, ada media massa yang tertarik menyerap usulan gue?
haahahahahahahahahhhahahhahhhahahhhahahahah!!
setuju gung….setuju…kalo perlu setinggi gedung DPRD yg baru akan dibangun…
hahahhaa…saran yang keren tuh
makin menggila aja tuh yang ngaku2 AHLI 🙁
mantaf…
hihihihi….usul yg bagus,sekaligus sentilan yang mengena 😀
kalo usul gue diterima, cukup poster Mr. FB full-body
aduh, amit2.
nah ini lagi satu contoh betapa tidak akuratnya ukuran tinggi badan untuk mengukur banjir 🙂
kesel sama banjir sih, tepatnya.
lha yang paling relevan dengan banjir jakarta, sapa lagi?
wuaaaa… kenapa juga musti dolly partonnnn… :-)))
tauk tuh, yang jelas sih waktu kampanye dia ngaku ahli…
nah yang ini gue belum pernah denger muncul di pemberitaan… :-p
yah begitulah…
ini yang gue sarankan adalah pengukuran akurat ya, bukan pengukuran bacing. harap bedakan.
herannya masih ngantri aja orang yang mau pindah ke sini….
ahli piara kumis, hihihihi…
hehehe… dulu jarang nonton famili 100 ya? 🙂
hmmm… menarik juga ya, mungkin bagian dari budaya bahasa kita yang senang ‘menghaluskan’ istilah.
tambahan lagi, nanti kalo sampai akurasi centimeter, orang yang makan sekolahan centimeter akan menanyakan, itu centimeter diatas permukaan laut? atau pake datum yang lain? misalkan triangulasi jakarta? atau relatif dari puncak monas?
jadi peralatan standar untuk semua reporter peliput banjir adalah meteran, di samping mikrofon
untung bukan banjir di daerah mas agung sudah tragis sekali, diperkirakan tinggi air sudah membuat tv mas agung tergenang..hehe…
iye, sedadanya si beruang sama dengan sekepalanya gue wakakakaka
kayaknya elu lagi kesel sama bang kumis ya Gung!
hahahahaha…knp ada Fauzi B nya ? hahaha
stinggi dada dolly parton???
satu lagi: emang di jurusan planologi (tata kota) diajarin caranya menangani banjir? bukannya di jurusan hidrologi? *halah* :p
Ha ha ha setuju..
*numpang ketawa aja deh*huahahahahahhahaaa….
atau justru orang awam (yang sekolahannya cuma mengenal sejengkal, sekilan, sedepa, sekaki de-el-el) justru tidak bisa paham dengan bahasa centimeter, milimeter, meter de-es-tejadi biar mereka paham dan mudah membayangkan, digunakanlah skala setinggi betis, setinggi lutut, setinggi pantat, setinggi dada, setinggi leher dan seterusnya.
Waahaha, apa mau dikata?
apanya yang akurat…kalau akurat harusnya..Perumahan anu direndam banjir setinggi 38,752cm…Ada genangan air setinggi 52mm di jalan anu..:p
kasihan sekali orang jakarta , udah terkena macet kena banjir lagi
serahkan Jakarta pada AHLI nyaya beginilah jadinya
kenapa ya gw bacanya rada2 sedikit mislead antara mendiskreditkan tinggi badan dan oknum tertentu *bingung.com*
kalau saya mah suka tergelitik sama penggunaan kata “genangan”, walau mungkin tepat, tapi kalau denger “genangan setinggi 2m”, kayaknya kok mau teriak “itu mah bukan genangaaaaan”…maklum, buat saya genangan itu kesannya cuma kayak becek…