“suami, kita mau nonton apa sih?”
“beowulf”
“apa – wolf?”
“beowulf”
“itu film apa?”
“film beowulf”
“maksudnya, filmnya tentang apa, gituuu…”
“pokoknya ada panah-panahan, pedang-pedangan, trus ada naganya juga deh. Kayaknya seru”
“trus ceritanya gimana?”
“nggak tau”
Kurang lebih sebegitulah referensi yang gue punya saat memutuskan nonton film ini: cuma liat trailernya yang kayaknya seru, banyak orang saling bunuh-bunuhan, dan ada monsternya. MY kind of movie.
Begitu film mulai… hmmm… kok orang-orangnya nampak agak aneh, ya? Apanya sih yang aneh? Setelah film berjalan beberapa menit baru ngeh…. YA ALLAH, TERNYATA INI FILM ANIMASI!
Gambar animasi paling realistis yang pernah gue tonton sebelumnya adalah Final Fantasy (2001), dan ternyata Beowulf mampu menyuguhkan gambar yang lebih realistis lagi sampe gue nyaris ketipu. Tapi untuk sementara para aktor belum perlu takut kehilangan pekerjaan karena tetep aja keliatan kok animasinya. Kata seorang temen yang pakar animasi, saat berinteraksi dengan manusia betulan sebenernya kita menangkap ribuan detil kecil yang nggak kita sadari seperti gerakan mata, atau gerakan otot dan kulit. Nah, detil2 kecil ini yang kadang kelewat saat pembuatan film animasi – bisa jadi karena kelalaian pembuatnya, atau bisa juga karena keterbatasan waktu dan biaya. Makanya kita masih bisa membedakan mana gambar animasi dan mana yang orang betulan. Itu kata temen gue lho…
Ringkasan cerita
Ada sebuah kerajaan yang hidup menderita karena setiap kali bikin pesta, mereka diganggu monster raksasa berwujud aneh. Ini sebenernya masalah perbedaan perspektif aja sih, karena dari sudut pandang si monster justru kerajaan itulah yang berisik mengganggu tidurnya. Pesan moralnya, dalam hidup bermasyarakat kita harus menjunjung tinggi toleransi dan “tepo seliro”.
Lanjut.
Putus asa dirongrong monster, rajanya membuat sayembara: bagi siapapun yang mampu membunuh Grendel, si monster usil, akan dihadiahi setengah harta kerajaan. Maka datanglah ksatria Beowulf dari tanah seberang, membawa pasukan kecilnya yang berjumlah 14 orang, untuk menjawab tantangan. Singkat cerita, Beowulf dengan tangan kosong – tanpa senjata apapun – bahkan tanpa baju dan celana, mampu mengalahkan Grendel. Ini sebenarnya salah Grendel sendiri yang kurang kreatif saat bertarung. Daripada capek-capek memukul, menendang dan membanting yang hanya berbuah kekalahan, seharusnya dia cukup menyentil bagian “tertentu” dari Beowulf yang lagi telanjang bulat itu, dijamin pasti menang. Untungnya ini film epik, bukan film warkop, jadi adegan sentil-menyentil dirasa kurang ‘klop’ dengan tema cerita secara keseluruhan.
Lanjut.
Grendel’s mother to Beowulf
Biarpun Grendel adalah monster, dia punya ibu juga. Ibu mana sih yang rela anaknya dibunuh orang? Maka ibunya Grendel beralih wujud jadi naga raksasa dan mengacak-acak rumah penduduk. Raja pusing lagi, dan kembali minta Beowulf untuk sekalian menyelesaikan ibunya Grendel ‘secara adat’. Beowulf berangkat mendatangi sarang monster, tapi sesampainya di sana dia bukannya berantem malah ternganga-nganga liat kecantikan ibunya Grendel. Gimana nggak nganga, kalau ibunya Grendel sedang berwujud Angelina Jolie bugil berkulit emas, yang saat muncul dari dalam air lapisan emasnya luntur dan hanya tersisa di ‘bagian-bagian tertentu’ yang kurang penting. Gue rasa Lembaga Sensor Film dibikin pusing sama film ini: serba salah, kalo disensor nanti penonton kehilangan alur cerita penting karena dialog jalan terus saat adegan bugil berlangsung. Mau nggak disensor, nanti banyak yang protes. Akhirnya mereka memilih untuk nggak menyensor sambil berharap semoga nggak ada orang iseng yang nulis review tentang kebugilan film ini di blog. Jadi saran gue sih, buat yang berniat nonton film ini, buruan deh nonton sekarang juga sebelum ditarik dari peredaran gara2 diprotes FPI.
Lanjut.
Ibunya Grendel menawarkan perjanjian kerja sama dengan Beowulf, yaitu apabila Beowulf bersedia untuk :
(1.) menyerahkan piala wasiat kerajaan, dan…
(2.) menitipkan benih anak di rahimnya (sebagai ganti anak yang telah dibunuh Beowulf)
…maka dia akan membuat Beowulf dibanjiri harta dan kekuasaan, langgeng menduduki tahta raja. Atau dengan kata lain, film ini bisa dijuduli “PINTU HIDAYAH: DERITA DUNIA AKIBAT TERJERAT PESUGIHAN”.
Lanjut.
Alur waktu bergeser beberapa puluh tahun ke depan. Beowulf udah mapan menduduki tahta raja dan dielu-elukan orang sebagai pahlawan, ketika pada suatu hari ada seorang gembel iseng ngorek-ngorek rawa dan nemu piala wasiat yang dulu diserahkan Beowulf kepada ibunya Grendel. Beowulf pucat pasi, karena bila piala itu telah kembali ke tangannya maka itu pertanda bahwa ibunya Grendel akan segera mengakhiri perjanjian kerja sama. Bener aja, nggak lama kemudian muncul seekor naga raksasa mengacak-acak rumah penduduk. Beowulf langsung mendatangi sarang naga untuk membuat perhitungan dengan ibunya Grendel.
Bagaimana kelanjutannya? Berhasilkah Beowulf mengalahkan naga dan menyelamatkan kerajaan? Saksikan saja di bioskop kesayangan Anda.
Komentar gue
Walaupun ceritanya relatif gampang ditebak, film ini adalah tontonan yang menghibur. Dengan sangat kupernya, setelah nonton gue baru tau bahwa cerita film ini berasal dari legenda lama, dan bukan kali pertama diangkat ke layar lebar.
Buat penggemar animasi komputer, silakan terkagum-kagum melihat kehalusan teknik animasi yang canggih. Penokohan Beowulf juga kuat. Dia memang pahlawan yang pemberani, ksatria, tapi dia juga kejam, narsis, dan serakah. Gak heran mengingat sutradaranya adalah Robert Zemeckis, sutradara kawakan yang pernah menggarap film dengan tema yang beraneka: mulai dari sci-fi seperti trilogi “Back to the Future”, sampe thriller kaya “What Lies Beneath”. Beowulf adalah film full animasi yang ke dua setelah “Polar Express”, tapi duluuu… banget dia pernah juga bikin film campuran animasi dan live action berjudul “Who Framed Roger Rabbit”. Sebagai teman yang baik, Zemeckis juga nggak lupa mengajak sobat lamanya Alan Silvestri, untuk menata musik di film ini. Hasilnya, jangan heran kalo lagu temanya yang keren itu masih terngiang-ngiang di kuping setelah filmnya selesai!
Buat para orang tua yang punya anak kecil, gue sarankan anaknya dititip dulu aja di rumah eyangnya kalo mau nonton film ini. Selain adegan bugil-bugilan yang lumayan eksplisit, adegan berantemnya juga sadis. Biarpun ini film animasi, tapi kalo gambarnya realistis gitu kan efeknya lumayan sangar juga. Beberapa menu kekerasan yang muncul antara lain: adegan perut orang ketancep tombak, tangan Grendel diputusin, dan badan orang terbelah dua.
Gambar gue pinjem dari official website film Beowulf.

Tinggalkan Balasan ke dhunkdhe Batalkan balasan