
Cerita ini sebenernya udah rada basi, yaitu waktu menjelang temen gue yang bernama Roy resign (pernah gue senggol dikit di sini). Tapi gue jadi keinget lagi gara-gara beberapa hari yang lalu gue abis melepas temen yang lain lain lagi, yaitu Fredy, resign dari kantor.
Jadi begini ceritanya:
Waktu Roy secara resmi mengumumkan rencana pengunduran dirinya, maka temen-temen sedivisi gue pada berencana ngasih kenang-kenangan buat dia. Bentuknya adalah kumpulan foto temen-temenya, disertai pesan dan kesan tentang Roy.
Yang kebagian tugas bikin benda itu adalah seorang anak baru bernama Trini. Karena waktunya mepet, maka setiap hari Trini nguber-nguber semua orang untuk cepetan ngumpulin pesan dan kesannya. Satu demi satu akhirnya semua orang udah mengumpulkan pesan dan kesannya, kecuali seorang yaitu Kepala Divisi gue yang bernama Mbak Ratih (pernah gue journalin waktu minta bikinin artikel iklan di sini). Waktu itu si Mbak memang lebih sering keluar kantor, jadi sulit dijangkau oleh Trini.
Sampailah pada deadline pengumpulan pesan dan kesan, tiba-tiba Mbak Ratih sadar bahwa dirinya belum ngumpulin pesan dan kesan untuk Roy. Berhubung saat itu dia masih sibuk di luar kantor, maka dia berniat mengirimkan pesan dan kesannya via SMS. Tapi, berhubung trini anak baru, dia belum punya nomor HP Trini. Maka sebagai alternatifnya dia mengirimkan SMS berisi pesan dan kesan buat Roy kepada Nanda.
Karena Roy termasuk orang yang berprestasi di pekerjaannya, maka nggak heran kalo SMS pesan dan kesan dari Mbak Ratih penuh dengan kata-kata positif, seperti:
“You are a very talented person…” “..humble…” “…focused in work…” “…outstanding…” “…excellent…” dst dst yang dirangkai dalam sebuah paragraf penuh kalimat mengharu-biru dan diakhiri dengan kalimat “I’m so glad i know you…”
Dan dikirimkanlah SMS pesan dan kesan tersebut kepada Nanda – maksudnya untuk diteruskan kepada Trini.
Dan diterimalah SMS itu oleh Nanda, yang dengan penuh rasa percaya diri menyangka SMS itu MEMANG DITUJUKAN UNTUK DIA. Maka Nanda membalas, “I’m glad I know you too, Mbak…”
Kesalahpahaman itu berhasil terselesaikan beberapa menit kemudian, dan Nanda sempat berharap Mbak Ratih mau kompakan merahasiakan ‘insiden memalukan’ yang menimpanya dari kuping anak-anak yang lain.
Tapi harapan tersebut pupus waktu Mbak Ratih membuka acara farewell party Roy dengan kalimat lantang, “Eh, kalian udah pada tau belum… masa ya… Nanda ge-er nerima SMS saya…”
Sesudahnya, wah… belum pernah gue ngeliat anak2 ketawa sekeras itu.
Pesan moral: hati-hati kalo nerima SMS dari atasan…
gambar gue pinjem dari sini.

Tinggalkan Balasan ke indrif Batalkan balasan