contoh kasus 1
PT. Lapindo Brantas gali-gali tanah, karena satu dan lain hal bikin lumpur panas meluap sampe menyebabkan bencana nasional. Toh nggak ada satupun pihak yang ditahan atau minimal dimintai pertanggungjawaban karena udah bikin susah orang banyak. Mereka tetap hidup tenang berbahagia, malah sampe punya ide bikin sinetron.
contoh kasus 2
Produsen obat nyamuk HIT ketahuan menggunakan bahan kimia yang berbahaya. Orang pada rame, produknya ditarik dari pasaran, tapi toh pabriknya nggak ditutup. Boss-bossnya nggak ada yang ditangkep walaupun secara teknis mereka telah mencoba meracuni konsumen. Juga pihak-pihak yang dulu ngasih ijin produksi nggak ada yang disenggol. Malah minggu lalu obat nyamuk HIT versi aerosol gue liat udah bertengger lagi di rak toko koperasi kantor. Di kalengnya tertera tulisan “dengan formula yang telah diperbaharui”.
contoh kasus 3
Hoka-hoka Bento, ketahuan lalai sehingga membiarkan makanan tercemar kotoran tikus tersaji ke tangan konsumen. Konsumennya protes, eh malah diadili dengan tuduhan penganiayaan. Hoka-hoka Bentonya sendiri ya tetep santai aja buka seperti biasa.
contoh kasus 4
Mang Nur, penjahit langganan ibu gue di Pasar Sunan Giri Rawamangun, sering buanget bikin kesalahan. Kadang lengan baju dibuatnya panjang sebelah. Kadang dipesan bordir di bagian tangan, dibuatnya bordir di leher. Kadang dipesan model panjang, dibuatnya model pendek. Kadang janji 5 hari, baru selesai 2 minggu. Toh ibu tetep aja pesen sama dia. “Kasihan nanti kalo dia kehilangan pelanggan,” kata ibu.
contoh kasus 5
Ditemukan baso bercampur formalin di pasaran. Heboh. Baso-baso disweeping. Orang alergi makan baso sebulan sampe para tukang baso demo. Sekarang udah reda lagi, dan gue berani taruhan 1 bulan gaji, kalo disurvey lagi ke pasaran pastiiii masih ada baso yang berformalin.
contoh kasus 6
Yang paling baru nih, info dari Kang Tian, sejumlah minuman ringan menggunakan pengawet yang berbahaya untuk kesehatan. Katanya sih Komite Masyarakat Anti-Bahan Pengawet (Kombet)* mau bikin class action terhadap BPOM karena mengijinkan peredaran benda-benda berbahaya itu di tengah masyarakat. Coba deh tunggu, paling kemungkinannya hanya ada 2: (1) class actionnya cuma ngomong doang atau (2) betulan di- class action tapi nggak ada efek apapun terhadap peredaran minuman berpengawet itu.
Kesimpulan:
Indonesia adalah tempat yang paling aman dan nyaman untuk bikin usaha. Lo mau jualan barang beracun kek, kualitas asal-asalan kek, memperlakukan konsumen kaya kacung kampret kek, endingnya lo pasti akan tetep slamet, hidup bahagia dan tetap kaya raya seperti biasa. Konsumen di sini begitu sabar dan pemaafnya terhadap segala rupa kesalahan produsen hingga kayanya sih masih belum ketemu titik batas perlakuan dinilai melanggar batas toleransi. Gimana enggak, orang jualan sambel botol dari cabe busuk plus belatung aja laris kok!
Motivator Andri Wongso pernah bilang di salah satu seminarnya, “Anda seharusnya memanfaatkan peluang hidup di Indonesia. Kalo Anda hidup di Hong Kong, misalnya, di sana persaingan ketat karena semua orang ulet dan rajin. Di sini, Anda rajin sedikiiit… saja, pasti sukses!” Dengan kata lain, orang Indonesia males-males, gitu Pak? hehehe….
Jadi, siapa bilang hidup di Indonesia susah? Bikin aja perusahaan, dan bersyukurlah punya konsumen orang Indonesia.
*oh ya ampun, singkatannya… pingin ngakak gue bacanya.
gambarnya dari kompas online.
Thanks to Kang Tian atas inspirasi posting gue hari ini.

Ada komentar?