Pada suatu hari, keponakan gue yang bernama Nara ditelepon sama ibunya.
“Nara, hari ini mama akan terlambat jemput Nara karena masih ada urusan. Nara pulang sendiri aja dulu ke rumah eyang (=rumah gue), nanti Mama jemput di sana agak sorean. Bisa?”
Berhubung jarak antara sekolah Nara dengan rumah gue cuma sekitar 700 meter, Nara menjawab mantap, “Bisa Ma.”
“Nanti Nara pulangnya bareng sama Nabil aja, kan searah tuh.”
“Ok,” kata Nara. Nabil adalah anak tetangga gue, umurnya sebaya dengan Nara, dan rumahnya cuma berselang 2 rumah dari rumah gue.
Menuruti pesan Mamanya, Nara mendatangi Nabil.
“Nabil,” kata Nara, “Hari ini Mamaku nggak bisa jemput. Boleh nggak aku pulang jalan kaki bareng kamu?”
“Hmmm.. sebenernya aku lagi nungguin Mamaku jemput,” jawab Nabil, “Tapi ayo deh kita pulang jalan kaki sama-sama!”
Maka pulanglah kedua anak itu berjalan kaki. Setelah sampai di rumah gue, Nara berkata kepada Nabil, “Terima kasih ya Nabil, udah nemenin jalan kaki pulang.”
“Sama-sama”, jawab Nabil sambil balik badan.
“Sekarang kamu mau ke mana?” tanya Nara, bingung melihat Nabil malah menjauhi rumahnya yang udah tinggal bbrp langkah lagi.
Jawaban Nabil:
“Aku mau balik ke sekolah lagi, karena sebentar lagi mamaku kan mau jemput aku ke sana, nanti kalo aku nggak ada Mamaku bingung…”

Tinggalkan Balasan ke menhariq Batalkan balasan