Jadi gini ceritanya:
Kamis pagi minggu lalu (23 feb) seorang temen kantor gue kecopetan di Kopaja P20. Ya udah namanya kecopetan dia sih cuma bisa pasrah aja.
Urusan jadi menarik waktu siangnya beberapa temen sekantor gue menerima SMS dari nomor yang abis dicopet itu, minta dikirimi pulsa! Artinya, nggak seperti copet2 profesional pada umumnya, copet kita satu ini nggak langsung membuang SIM cardnya, malah berusaha mendapat manfaat lebih dengan cara mengharapkan pulsa gratis.
Untungnya orang-orang yang nerima sms pulsa itu semuanya temen sekantor. Jadi reaksi pertama mereka waktu nerima bukannya main langsung kirim tapi tinggal jalan sebentar ke meja orang ybs dengan tampang bertanya-tanya, “tumben-tumbenan amat lo ngemis pulsa sama gue?” Selain itu, gaya bahasa yang digunakan juga jelas banget perbedaannya.
Nah, karena si copet ini nampaknya masih awet aja memanfaatkan si nomor, maka jadi timbul ide-ide iseng di antara kami. Seorang temen gue mencoba negosiasi via sms kepada si copet, minta hp dikembalikan dengan imbalan sejumlah uang. Si copet menjawab, dan mengajukan angka yang nggak masuk akal (kalo gak salah minta 20 juta). Mungkin kalo mintanya 20 juta lain kali aja ya mas Copet, kalo yang ilang HP merek Vertu yang sebijinya bisa sampe 100 jt.
Sedangkan gue mencoba cara lain. Gue mengirim sms sok lugu sbb:
Jadi biar ada kesan si pemilik HP yang asli ini lagi membina transaksi bisnis dengan seorang rekanan dan lagi nunggu pembayaran, gitu loh.
Dasar copet tolol, dia memakan umpan gue dan dengan lugunya ngirimin sebuah nomor rekening Bank BTN cabang Cimone Tangerang. (Kalo pinter ngapain juga jadi copet, mending jadi financial analyst atau CEO sekalian kali nggak?). Dengan demikian, sekarang gue udah memiliki nomer HP Copet, Nomer rekening lengkap dengan nama dan cabangnya. Gue juga udah mencoba memancing dia dengan mengirimkan sms susulan yang berbunyi;
Tapi untuk pancingan yang ke dua ini kayaknya si copet kurang tertarik.
Pertanyaan gue:
Cukupkah data yang gue punya sekarang ini untuk menangkap si copet? Siapa pihak yang bisa gue hubungi? Apakah polisi mau meladeni pengaduan seperti ini?
Buat yang punya pengalaman sejenis, atau koneksi dengan pihak yang berkompeten, gue harapkan masukannya ya. Gue gemes banget nih sama ni copet.
makasih.

Ada komentar?