Dari awalnya emang gue udah tertarik banget nonton film ini. Makin penasaran sehabis baca reviewnya Diah yang ngomel2 sama endingnya. Masalahnya, Spielberg sebagai sutradara emang nggak pernah bisa ditebak stylenya. Bandingin dengan, ambil contoh ekstrim aja nih, si John Woo. Kalo orang ngaku suka “film2nya John Woo” maka udah bisa dipastikan dia suka adegan tembak-tembakan dan gebuk-gebukan yang intens. Tapi film2nya Spielberg nggak sehomogen itu. Mulai dari yang fantasi anak2 seperti “ET”, sampe yang perang-perangan sadis kaya “Saving Private Ryan”.
Setelah nonton WotW, gue berkesimpulan film ini bukan film fantasi atau sci-fi. Tema penyerangan alien sebenernya cuma figuran doang, karena sebenernya film ini lebih banyak bercerita tentang hubungan antar-manusia.
“War of the Worlds”-nya; menurut gue, bukan cuma merefer ke alien vs manusia, tapi juga dunia si bapak vs si anak (Robbie), dunia si bapak vs si ex-wife. Tom Cruise berperan bagus banget sebagai sosok bapak biasa-biasa aja, kaum menengah yang sama sekali nggak meyakinkan sebagai “jagoan” (dalam konteks hollywood). Ida juga sempet berkomentar, “Aku jadi penasaran, gimana sih ceritanya nanti sampe orang kaya gini (Cruise) bisa jadi jagoan ngelawan alien? Nggak meyakinkan gitu gayanya!.” Walaupun image yang dibangun agak rusak di bagian akhir waktu mendadak dia dengan terampilnya bisa naro granat di perut robot, sepanjang film aktingnya udah oke banget – jadi dimaafkan deh.
Soal special-effect, nggak usah ditanya deh. Sempurna banget sampe males mikirin “ini kira-kira gimana cara bikinnya ya?”. Gue baca di IMDB.com, untuk bikin adegan pesawat ngusruk, bener2 pake pesawat 747 bekas yang dipotong-potong! Permainan kamerannya juga edan, misalnya waktu anglenya muter 360 derajat untuk nyorot adegan2 dalam mobil yang lagi jalan. Naro kameranya gimana, lagi tuh caranya….. pusing gue mikirinnya.
Mungkin endingnya mengecewakan buat banyak orang, tapi buat gue, berhubung si alien itu emang cuma figuran, ya udah selayaknya dihabisi dengan cara se-“hina” itu. Film ini sarat dengann simbolisasi angka 3, entah kenapa. Mulai dari si alien yang berjari dan berkaki tiga, robotnya yang juga berkaki tiga, sampe semua konflik di dalamnya diselesaikan secara segi-tiga. Perang antar dua dunia, ternyata harus diakhiri dengan kehadiran pihak ke tiga; gitu mungkin pesan moral film ini. Seperti perang si bapak vs robbie yang direkat oleh kehadiran Rachel, dan perang si bapak vs. ibu yang didamaikan oleh bencana. Perang alien vs manusia sendiri ternyata juga dibereskan sama kehadiran pihak ke tiga yang sama sekali nggak disangka-sangka.
Saran buat yang mau nonton: enjoy the movie dan jangan pikirin endingnya.

Ada komentar?