***
Posisi gue di formasi KPPS adalah orang ke dua, yang bagian nyocokin antara kartu pemilih dengan daftar pemililh. Man, ini posisi paling BRUTAL di KPPS. Bayangin aja, daftar pemilih yang diproduksi oleh kelurahan itu sama sekali tidak mengindahkan prinsip2 sorting dalam bentuk apapun, baik alfabetikal, teritorial, maupun kronologikal. Jadi daftar pemilih yang musti gue cocokin tuh kacaw-sekacaw-kacawnya umat. Contoh:
Halaman 1 berisi daftar pemilih yang rumahnya jl. m. yamin no 16, 18, 22, dan jl. purwakarta no 3, 8, 14.
Halaman 2 berisi daftar pemilih yang rumahnya jl. lembang 12, 14, 26 dan jl. m. yamin no 7, 19, 20.
Halaman 3 berisi daftar pemilih yang rumahnya jl. syamsu rizal no 8, 11, 16, 20 dan jl. purwakarta no. 4, 11, 17.
dst, sampe 8 halaman.
Ada juga yang serumah udah berkumpul manis di halaman ke 3, tau2 salah satu anggota keluarganya ada yang mental sendirian di halaman 7.
Dan untuk nyocokin itu kan sambil senewen diburu waktu, krn para pemilihnya udah ngantri / numpuk gitu.
Selidik punya selidik, daftar ajaib itu diproduksi dengan metode “Cut and Paste” di kelurahan, yaitu: daftar pemilih diketik pake mesin tik, terus dipotong sebaris2, abis gitu ditempel lagi di kertas baru terus difotokopi. Kadang sehabis difotokopi baru ketahuan ada warga yang tercecer / ketinggalan, maka nama orang yang tercecer ini dengan cerianya dimasukin aja gitu ke halaman lain.
Seandainya fenomena ini disaksikan sama Bill Gates yang udah sampe cengok gitu jualan program Excel, gue rasa si Bill bisa meraung histeris sambil garuk aspal.
***
Siang2, menjelang penghitungan suara, tau2 Pak RW di TPS gue ngomong dengan suaranya yang lantang dan mimik serius,
“KALAU Yusuf Kalla menang…” trus diem sebentar.
Orang2 juga jadi ikut2an diem, pingin tau si Pak RW ini mau ngomong apa. Apakah dia nggak seneng kalo Yusuf Kalla menang? Atau sebaliknya, apa dia punya nazar tertentu sebagai pendukung Yusuf Kalla?? Atau dia mau ngasih ramalan tertentu, apa yang akan terjadi kalo Yusuf Kalla jadi wapres???
Semua terjawab saat dia melanjutkan sabdanya, “…kalau Yusuf Kalla menang, maka di wilayah RW saya pernah ada 5 Wakil Presiden Indonesia, hebat kan…”
FYI, wilayah RW dia emang meliputi jl. Diponegoro, Purwakarta, Lembang, Teuku Umar, dan sekitarnya, tempat kediaman beberapa Wapres antara lain Umar Wirahadikusumah dan Try Sutrisno.
Ealah Pak, kirain mau ngomong apa!
***
Beberapa warga di TPS gue kayaknya udah berniat golput, tapi tetep dateng ke TPS. Mungkin supaya bisa kumpul2 bareng tetangga, mungkin juga sekedar untuk memastikan kertas suaranya nggak disalahgunakan.
Yang jelas, salah seorang dari mereka begitu semangatnya untuk golput, sehingga waktu nerima kertas suara langsung ngeloyor menuju kotak.
Langsung dipanggil2 sama anggota KPPS,
“Lho… lho… Pak, kertasnya ga dicoblos dulu..???”
“Heh? Oh iya, iya…” katanya sambil jalan balik ke bilik pencoblosan…
***
Cerita seorang temen: di TPS-nya ada orang yang sedemikian fanatik ngedukung Amin Rais, sehingga waktu pencoblosan dia bawa foto Amin Rais, ditempel dulu di kertas suara, baru dicoblos. Udah jelas kertas suaranya jadi ngga sah, tapi kayaknya kepuasan bathin lebih penting buat orang ini…
***
Cerita tentang pendukung fanatik Amin Rais lainnya:
Ada salah satu TPS yang ketuanya kayaknya punya keterlibatan tinggi banget sama tugasnya. Untuk memastikan bahwa seluruh warga yang terdaftar dateng ke TPS, dia keliling kampung naik motor, berhenti di setiap rumah untuk menghimbau warga agar datang ke TPS.
Di salah satu rumah terjadi dialog sbb:
“Pak… Pak… ayo nyoblos Pak…!”
Pemilik rumah menongolkan kepala dari jendela, “Ada Amin Raisnya gak??”
“…??[bingung] Ya ngga ada, Pak…!”
“Ya udah kalo gitu saya males…!” Bruk, jendelanya langsung ditutup.

Tinggalkan Balasan ke ida22 Batalkan balasan