Pagi ini mampir ke Bubur Mas Adi, yang mangkalndi parkiran Ayam Hayam Wuruk Tebet Barat Dalam Raya, sebelum ke kantor. Gue langsung disambut seorang ibu bawa gembolan plastik berisi bubur sumsum.
“Pak, tolong dibeli Pak, buat biaya operasi Bapak saya, butuh biaya 400 ribu,” kata Ibu itu dengan suara bergetar penuh drama.
Berhubung gue lagi siap-siap mau makan bubur ayam, ide untuk makan yang manis-manis seperti bubur sumsum terasa kurang masuk. “Enggak Bu, terima kasih,” kata gue.
“Tolong Pak, buat biaya Bapak saya.” Yah, gue jadi tambah males. Bukan apa-apa, job desc itu harus jelas. Mau jualan apa mau ngemis, jangan dicampur aduk. Nanti performance appraisal-nya jadi susah.
Setelah beberapa menit mencoba tanpa hasil, Ibu itu ngeloyor pergi. Tukang Buburnya nyeletuk sambil ketawa, “Bapaknya kok tiap hari operasi ya…”
Gue nyamber, “Oh jadi tiap hari jualannya gitu ya? Bilang buat bapaknya operasi?”
“Iya, udah berbulan-bulan dagang di sini bilangnya buat operasi Bapaknya melulu,” kata Tukang Bubur.
Kebetulan gue ngelihat di depan warung bubur ada Bapak penyandang tunanetra, jualan kerupuk. “Harusnya kayak Bapak itu ya, jualan kerupuk ya jualan kerupuk aja, nggak usah pake drama,” kata gue.
“Bener Pak,” kata Tukang Bubur, “Malah kalo kita kasih bubur gratis dia nggak mau. Maunya kalo makan di sini ya bayar, seperti pengunjung lain.”
Wow, gue terkesan.
Selesai makan bubur, langsung gue datengin si Bapak Penjual Kerupuk, beli 2 bungkus. Waktu gue bayar, Bapak itu nanya, “Mohon maaf, ini uangnya pas atau harus ada kembalian?”
“Ada kembalian sedikit sih Pak, tapi nggak apa2, kembaliannya buat Bapak aja,” kata gue.
“Oh jangan! Saya sudah siapkan kembalian kok.” Pak Penjual Kerupuk merogoh sakunya dan mengeluarkan beberapa lembar rupiah, “Tolong dihitung lagi kembaliannya, sudah benar atau belum?”
Gue terkesan LAGI.
Hidup itu selalu soal pilihan, kok. Termasuk cara mencari nafkah, mau pake jalur jualan campur drama air mata, atau jalur bermartabat yang mengedukasi masyarakat bahwa disabilitas bukan alasan untuk menadahkan tangan. Buat yang mampir ke Bubur Mas Adi di Tebet Barat Dalam Raya, sempetin beli kerupuk juga dari Bapak tuna netra di depannya, ya!
Alhamdulillah, mulai aktif lagi nulis….