Buku yang tadi siang nyampe ke rumah gue ini berawal dari sebuah PM dari si blogger kambuhan. Katanya ada kiriman buku buat gue. Ternyata inilah dia.
Buku bersampul minimalis ini adalah proyek sosial yang pernah dibahasnya di sebuah posting. Idenya cukup unik, yaitu menyumbangkan keuntungan dari penjualan buku untuk rumah panti asuhan. Bukan dalam bentuk uang, tapi dalam perangkat multimedia (TV, DVD, dan ensiklopedia). Bukunya sendiri berbiaya cetak 17.790 dan berongkos kirim sekitar 6.000an. Kalo mau nyumbang, ya tinggal bayar lebih besar dari 17.790 + 6.000an. Kelebihannya itulah yang disumbangkan.
Ada 12 tulisan dari 12 penulis dalam buku ini:
- Ceracau Tentang Kematian – Kiki Raihan
- Mimpi Indah – M. Fajri Siregar
- Warisan – Dbaonk
- Saya Harus Menyebut Profesi Kalian Apa?? – Lucky Kyko
- Si Aku, Si Mbah Surip dan Segelas Kopi Hitam – Luc Del Mar
- Prespektif Alternatif Part XVI : “Saya Gila, atau Gila?!” – Koben De Bast Ard
- Pendekar Sufi – Nadzir Albanna
- Kenapa sih Gak Boleh Becanda Pake Kata “Autis Lo!”? – Silly
- Jangan Main-main dengan Marsis-mu – Radnan Akyara
- Di Batas Tepi Hari – Teuku Aditya Oktafiano
- Things in a Day – Astri Widiyastuti
- Tuhan, Maafkanlah Candaan Saya – Nila Nurul Hidayati
Karena berangkat spontanitas ide untuk merangkum notes para penulisnya di jejaring facebook, maka jangan heran kalo kalian merasa gagal menemukan benang merah antar tulisan di buku ini. Tapi… ya emangnya harus, gitu, untuk menyambungkan benang merah dalam sebuah antologi? Seperti yang tersirat di sampulnya, secangkir kopi hitam, tulisan-tulisan dalam buku ini ibarat celotehan sekumpulan orang yang lagi nongkrong sambil ngopi. Yang ditulis ya apa yang mereka anggap penting, atau mengganggu, atau menggelisahkan pikiran mereka.
Seperti misalnya tulisan karya Dbaonk berjudul “Warisan” adalah pemikiran njelimet seorang bapak yang nyentrik tapi diam-diam gelisah dalam usahanya membesarkan anak menjadi manusia yang berahlak baik. Caranya antara lain adalah dengan berbagi semua hal, termasuk mendengarkan musik Barry Manilow. Nggak kebayang gimana seorang bocah 9 tahun di era millennium baru bisa menikmati Barry Manilow, tapi yang jelas 15 tahun yang akan datang dia pasti akan jadi juara kuis tebak lagu edisi oldies.
Atau tulisan berjudul “Kenapa sih Gak Boleh Becanda Pake Kata ‘Autis Lo!’? karya Silly, berisi hari-hari penuh kejutan dan ketegangan milik seorang ibu dari anak penderita autis, yang antara lain pernah menemukan daging tangan si anak menempel pada besi panas setrika. “Tapi ini bukan keluhan kok,… karena saya selalu sadar… Tuhan itu ARSITEK YANG MAHA AGUNG. KaryaNya tidak pernah gagal. Tidak satupun mahkluk yang diciptakanNya, yang merupakan produk gagal,” katanya. Dan kitapun diajaknya untuk sedikit pake daya empati sebelum make kata-kata “autis” dalam candaan sehari-hari.
Dari 12 tulisan aneka gaya itu, pembaca diajak melihat dunia dari sudut pandang yang berbeda. Tentang bagaimana sesuatu yang bagi kita mungkin biasa aja, bisa jadi sumber kegelisahan bagi orang lain. Itulah mungkin yang menyebabkan sebuah antologi menjadi menarik.
Kalopun ada kelemahan dari buku ini adalah, ukuran dan ketebalan huruf yang bisa ujug2 berubah gitu aja dari satu cerita ke cerita lain, plus naskah yang gue curigai bener-bener dipindah 100% dari notes FB ke buku tanpa proses editing – sehingga meloloskan kesalahan dasar seperti ‘dimana’.
Tapi ya sudahlah. Itu toh cuma kelemahan kecil dari sebuah ide yang sangat bagus. Kelemahan yang lebih besar justru pada proses seleksi para penulisnya. Di kata pengantarnya jelas-jelas tertulis:
“Buku ‘Sebelah Mata’ adalah buku yang isinya merupakan kompilasi tulisan para penulis di rimba dunia cyber yang belum pernah menelurkan buku sebelumnya.”
Padahal jelas-jelas salah satu penulisnya pernah menerbitkan buku berikut:
.
Artinya kurator buku ini telah kecolongan! Kalo mau tau apa isi bukunya nanti gue review di posting yang berbeda.
😀 maaf belum juga bisa posting… ini aja tertanggal 8 Juni 2010 dana donasi yang terkumpul di irvi itu ada Rp 858.260makasih banyak ya atas supportnya..:)
seneeeeng.. alhamdulillah…yang dah pada punya banyak pengalaman mau bimbing kami… makasih banyak yaa…untuk updatan donasi segera irvi publish… sedikit curhat.. ini saya lagi belajar ngeblog… heuhue.. dongnya saya.. selama ini cuma ngulik FB aja… makasih banyak ya semuanya.. T_T, i’m so melting
to cindil… kenalin saya irvi yang ngurusin pemesanan buku Sebelah Mata, kalo mau ikut donasi gampang aja..untuk cetakan ke 2 ini, harga produksinya 18.600,kalo mau tinggal sms aja ke no irvi : 0856-2266-460trus bukunya mau dikirim ke alamat mana….:)ditunggu yaa… makasih banyak yaa atas partisipasinya..
Buaahahahahahaa
sial, kok gue dibawa2 :))
Baiklah.Ijinkan, saya membuat jurnal di sini untuk beberapa penjelasan.Pertama, terimakasih tak terhingga dulu pada agung mbot untuk reviewnya.Mudah-mudahan bermanfaat untuk nambah-nambah amal jariah.Kedua, perlu dijelaskan supaya jangan salah kredit, ini bukan proyek saya.Saya cuma diajak berpartisipasi oleh Nadzir Albanna, atau tepatnya salah satu tulisan yang saya muat di notes facebook diminta untuk diikutsertakan dalam antologi ini.Lebih lanjut bisa dibaca di jurnal ini.Selanjutnya saya akan cerita dikit alasan kenapa saya minta satu buku dikirim ke Agung Mbot. Cerita ini kiranya dapat berguna untuk ummat. Khususnya dalam menyikapi buku dan proyek Sebelah Mata ini.Tanpa bermaksud menyampaikan tembang pupujian, Agung Mbot adalah salah satu netter yang saya kenal dalam kehidupan di dunia maya yang saya anggap punya jalan pikiran yang lurus. Terus terang tidak banyak orang yang saya angkat dalam daftar pribadi yang demikian. Tidak di dunia nyata, apalagi di dunia maya.Kalau boleh sebut, Agung, Bayu adalah salah dua nama dari lingkaran komunitas mpers (khususnya lingkaran yang jadi pembaca jurnal mbot ini) yang saya anggap bisa saya percaya wajib dimasukan dalam daftar tersebut.Lurus, bukan semata berarti baik hati. Karena sesungguhnya banyak orang baik. Tapi yang bisa mikir lempeng kayak penggaris tanpa terkontaminasi terlalu banyak aspek emosionil atau aspek-aspek lain yang berpotensi mengurangi derajat kelurusan sebuah pikiran, itu tidak dimiliki banyak orang.Dalam bahasa sehari-hari mungkin istilah yang dekat adalah bijak. Walaupun menurut saya pribadi tidak terlalu pas juga itu istilah. Betul sebagaiman pengertian kata “bijak”, dalam istilah lurus yang saya maksudkan ada persoalan keluasan pandangan yang dimiliki mereka –dan ini akan bicara tentang pengalaman dan pengetahuan di berbagai bidang, bergaul dengan berbagai jenis orang–. Tapi dalam diri mereka juga jelas terlihat punya selera humor untuk mengkritisi tanpa tendensi negatif. Selain itu ada juga persoalan lain-lain seperti tak punya kepentingan. Entah urusan duit, eksis, jadi seleb atau alasan-alasan kepentingan lain yang juga bisa mengurangi kelurusan sebuah pemikiran.Sekali lagi ini menurut saya bukan kualitas yang dimiliki banyak orang. Tidak orang tua, apalagi –maaf– yang mungkin lebih muda. Yang tua seringkali tampil bijak, tapi terlalu kolot. Yang muda sering juga pandai berkata bijak, tetapi dengan kekurangan pengalaman mereka, kata-kata bijak itu seringkali saya lihat kosong tanpa isi. Tak heran apabila nanti giliran dihantam pengalaman pribadi, kata-kata bijak itu mudah sekali menguap. Lurusnya Agung dan/atau Bayu, adalah persoalan mampu melihat, cukup jeli mengamati segala aspek, lalu menilai baik dengan dimensi basis nilai yang mereka miliki maupun memperhitungkan basis nilai yang dimiliki orang lain. dan terlebih lagi mampu konsisten untuk tetap bersikap netral tanpa jadi pengecut. Karena faktor lurus itu, mengapa Agung sering saya kerjai untuk menjadi orang pertama yang menilai sebuah karya. Dan karenanya menurut saya ia orang yang tepat kalau anda membutuhkan sebuah pertimbangan. Bayu, kalau beliau nggak terlalu banyak kerjaan juga pastinya akan saya kerjain juga. Hanya karena status Agung di facebook senantiasa rame dengan game-game online, maka saya anggap beliau pasti punya cukup waktu luang untuk dikerjain.Oke. Itu alasan pertama yang mungkin bermanfaat untuk membuka wacana anda, atas pertanyaan (yang sebetulnya tidak pernah ditanyakan) : “Kenapa harus Agung”.Alasan kedua adalah terkait proyek ini.Ini proyek sosial yang digagas dan digarap oleh anak-anak muda. Sekali lagi saya tidak terlibat terlalu jauh. Mulai dari ide dasar sampai penggarapan akhir semua dikerjakan tim yang saya percaya terdiri dari anak-anak muda.Mereka anak muda yang bisa dipercaya. Setidaknya, saya punya keyakinan untuk menjamin itu. Jadi jangan kuatir dana yang anda donasikan akan melenceng dari peruntukannya.Terkait soal anak muda, berhubung saya sudah jadi bapak seorang anak yang sebentar lagi mau beranjak remaja, saya merasa jadi keasyikan tersendiri kalau kita yang tua-tua memberi kesempatan mereka yang muda-muda untuk mencoba. Mencoba untuk berbuat. (Apalagi kalau berbuat untuk orang lain). Dan yang nggak kalah asyik adalah membiarkan mereka menikmati proses berdarah-darah, meler-meler ingus dan keringetan.Tapi masalahnya, ini adalah proyek sosial.Ada persoalan –yang dalam bahasa mentereng kita bilang– dana publik.Dana publik ini jadi lebih berat ketimbang pajak, karena bobotnya murni adalah amanah. Dan lebih berat lagi karena amanah itu untuk anak yatim.Dan, satu detil soal yang tak boleh dilupakan, penarikan donasi ini dilakukan dengan menjual.Ya. Buku ini mau dalam bahasa apapun harus diletakkan pula dalam dimensi “menjual”.Oleh karenanya, hal-hal itu menurut saya menyebabkan proyek ini harus dikawal. Bukan semata soal kepercayaan. Untuk persoalan perolehan dan tetek bengek lainnya, tim penggagas sudah menyiapkan sebuah blog beralamat di http://bukusebelahmata.wordpress.com. Pada saatnya, di sana bisa dilihat pembaharuan dan publikasi data teknis terkait dana dan penyaluran. Jadi -Insya Allah keyakinan saya benar – soal kepercayaan atas dana, saya bisa katakan cukup aman.Yang lebih penting adalah soal : bagaimana anak-anak muda ini berusaha.Saya orang yang setuju dengan kata-kata mutiara : persetan ide kreatif, karena yang lebih penting adalah usaha keras untuk merealisasikannya.Gagasan besar, Ide kreatif, inovatif seperti bikin tusuk gigi listrik itu bisa muncul di benak sembarang orang. Tapi tidak semua orang punay kemauan keras untuk mewujudkannya.Dalam usaha keras itulah, anak-anak muda ini harus terus juga dikawal.Dikritisi, disumbang saran, digoblok-goblokin atau disalah-salahin kalau perlu, tetapi tetap sambil didukung duluan.Karena meraka bukan orang tua nggak tahu diri yang bikin acara sederhana aja nggak becus. Mereka masih anak-anak muda yang penuh semangat, dan tidak pada tempatnya dipatahkan, tanpa diberikan solusi dan dukungan.Bukan karena mereka nggak pintar. Mereka jelas lebih pinter-pinter ketimbang saya. Tapi sepintar apapun mereka, dari hasil karya yang sudah dihasilkan ini kiranya bisa dilahirkan banyak kritik untuk menyempurnakannya langkah mereka di kali yang berikut.Review Agung Mbot di atas, kurang lebih menjawab apa yang saya inginkan tanpa harus saya katakan duluan. Itu kenapa anda harus percaya kalau saya katakan Ia bukan sembarang orang. Ia cukup punya kejelian. Dan memang saya nggak ngomong apa-apa sebelumnya. Tapi kita bisa lihat bersama-sama, kritik yang disampaikan halus, tetap dalam nuansa supporting, tapi bukannya tanpa kritik. Dan untuk itu, saya pribadi mengucapkan banyak terimakasih.Bagi tim yang menerbitkan buku, sambil terus menyempurnakan segala teknis langkah yang disiapkan untuk realisasi tahap berikut, ada baiknya dibaca baik-baik jurnal ini, karena disitu ada kritik.Pesan saya kalau boleh nitip-nitip. Pada anda sekalian yang berminat untuk mendukung proyek ini : kawal-lah proyek ini. Kawal bukan hanya dengan mendukung pembelian buku dan donasinya, mengawasi atau mungkin ikut terlibat lebih jauh dalam pelaksanaan dan penyalurannya, tetapi juga kawal dengan memberikan masukan dan kritik pada tim yang terlibat di dalamnya.Dan pada tim yang bergelut dengan aktivitas ini, saya ucapkan selamat, serta sedikit mengi
ngatkan : percayalah kalau anda sedang mengawali dan melakukan sesuatu yang besar. Karenanya terimalah segala macem masukan yang diberikan. Apapun bentuknya. Jadikan amunisi yang berharga bukan untuk mencerai-beraikan apa yang sudah dimulai. Tapi untuk menyempurnakan.Terakhir…Yang nulis sok tua ini bukan saya.Ini oom wikan yang ngabajak id saya.Percayalah.Saya suka menipu.TerimakasihSentaby,DBaonk*sering-sering nulis begini kayaknya obat gue cepet abis dueeeh.*
wah tercolongi deh
Setuju dengan penghentian penggunaan kata autis apalagi untuk pengguna BB tuh.
baru sadar.jangan-jangan Silly yang di Sebelah Mata ini Silly yang pernah aku kenal jaman masih ng-blogspot kali, ya? ada data penulisnya kan, mas? boleh di-share sedikiiit? pleasee ….*datanya DBaonk mah enggak usah
mauuu..mpers jogja, ayo sapa mau ikutan pesen bareng mb VAnny ..biar hemat ongkir, kelebihan duitnya ntar makin banyak yg disedekahin 🙂
Boleh tu, pengen ikutan bantu. gimana cara dapetin tu buku?
hiyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa….. kirain nyang punya lapak dah bobo kek giniiiii …. hihihihihihi
boleeeeh… silakan 🙂
baca disini deh saiii ..http://munama.multiply.com/journal/item/260/STOP_Penyalahgunaan_kata_AutisAutismebuat Kangmas Mbot, mangap pasang link dimarih yak..klo nda bowle tar aq apus lagi …
Gimana ya… Gue ngerasa candaan “autis loe” kok biasa aja… Nggak menghina juga… Kalo pun ada yang becandaan sama gue si kencot, si pincang, si kaki pedog, dll nya kok gue cuek aja yak…? Apa emang gue nya yg ndableg kali yaaaaa….???
makasih yaa Mas Agung buat reviewnya….buat temen-temen yang minat sedekah atau donasi lewat buku sebelah mata bisa via YM irvi_uno atau sms aja ke 08562266460. Saat ini cetakan pertama udah abis stocknya, buat cetakan kedua Insya Allah kekurangan2 seperti font dsb akan diperbaiki. Makasih banyaak..:)
konsep sedekah yang unik…*shant..biar ngirit ongkir, barengan yuk..
gimana caranya pesen ? *ketahuan belum ngeklik link yg dikasih di atas*
iyah bener..jadi inget, ada temen MP yg punya anak autis.. dia crita perjuangan nyah mempunyai anak autis.. ampe trenyuh gituuuu …maka nyah dia paling nda suka candaan “Autis Lo”.. krn rasa nyah menghina dan nda sensitif banget, huhuhuhuhu